Selasa, 17 Desember 2013

Membuat WBS sesuia dengan Penulisan Ilmiah

Work Breakdown Structure adalah Pemecahan atau pembagian pekerjaan kedalam bagian yang lebih kecil atau suatu daftar yang harus dimiliki oleh setiap orang sebelum mengerjakan proyek. WBS merupakan aturan secara hirarki, pengerjaan suatu proyek menjadi unit terkecil yang mempunyai arti dan saling berhubungan.

Alasan perlunya WBS adalah:
1. Pengembangan WBS di awal Project Life Cycle memungkinkan diperolehnya pengertian cakupan proyek dengan jelas. 
2. WBS membantu dalam pengawasan dan peramalan biaya, jadwal, dan informasi mengenai produktifitas

WBS merupakan elemen penting, karena memberikan kerangka yang membantu, antara lain dalam :
1. Pembagian tanggung jawab.
2. Penggunaan WBS ini memungkinkan bagian-bagian proyek terdefinisi dengan jelas
3. Pembuatan network dan perencanaan pengawasan.
4. Penggambaran program sebagai ringkasan dari bagian-bagian yang kecil
5. Pembuatan perencanaan


CONTOH YANG DIAMBIL DARI PI SAYA BERKENAAN DENGAN WBS IALAH:

Pembuatan Game dengan menggunakan bahasa pemrograman C++


Perancangan Aplikasi
Pada tahap ini penulis mencoba untuk menganalisa dan membahas jalannya aplikasi. Aplikasi ini dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman C++. Aplikasi yang penulis buat adalah sebuah game yang cukup interaktif yang dapat menambah wawasan bagi pemainnya. Game ini mempunyai sepuluh pertanyaan dan dijawab dengan format benar atau salah. Setiap jawaban yang benar maka akan ada pertanyaan selanjutnya dan uang yang akan diraih semakin besar jumlahnya dan jika jawaban salah maka permainan selesai.
Hal yang pertama kali dilakukan penulis adalah mengumpulkan data informasi yang digunakan dalam penelitian yang direalisasikan dalam penulisan ini. Untuk pembuatan game ini penulis memanfaatkan media internet sebagai bahan referensi dalam pengambilan informasi yang akan digunakan.
            Pada tahap perancangan, penulis membuat diagram flowchart terlebih dahulu yang bertujuan untuk memudahkan penulis dalam membuat alur program. Pada tahap selanjutnya penulis menggunakan script bahasa pemrograman C++ untuk membuat game ini pada sebuah software bernama Turbo C++ 4.5.

3.2 Diagram Flowchart
            Untuk menganalisa aplikasi yang penulis buat, akan digunakan diagram flowchart. Diagram flowchart dibuat menggunakan sebuah software bernama Dia Diagram. Berikut bentuk diagram flowchartnya :










Gambar 3.1 Diagram Flowchart

3.3 Perancangan Input dan Output

Dalam pembuatan aplikasi ini penulis menganggap perlunya diadakan perancangan input dan output, agar jelas output yang diinginkan dan juga input yang diperlukan.

Pentingnya Manajemen Kontrol Keamanan Pada Sistem

Informasi adalah salah suatu asset penting dan sangat berharga bagi kelangsungan hidup  bisnis dan disajikan dalam berbagai format berupa : catatan, lisan, elektronik, pos, dan audio visual. Oleh karena itu, manajemen informasi penting bagi  meningkatkan kesuksusesan yang kompetitif dalam  semua sektor ekonomi.

Tujuan manajemen informasi adalah untuk melindungi kerahasiaan, integritas dan ketersediaan informasi. Dengan tumbuhnya berbagai  penipuan, spionase, virus, dan hackers sudah mengancam informasi bisnis  manajemen oleh karena meningkatnya keterbukaan informasi dan lebih sedikit kendali/control yang dilakukan melalui teknologi informasi modern. Sebagai konsekuensinya , meningkatkan harapan dari para manajer bisnis, mitra usaha, auditor,dan stakeholders lainnya menuntut adanya manajemen informasi yang efektif untuk memastikan informasi yang menjamin kesinambungan bisnis dan meminimise kerusakan bisnis dengan pencegahan dan memimise dampak peristiwa keamanan.

Mengapa harus mengamankan informasi?

Keamanan Informasi adalah suatu upaya untuk mengamankan aset informasi yang dimiliki. Kebanyakan orang mungkin akan bertanya, mengapa “keamanan informasi” dan bukan “keamanan teknologi informasi” atau IT Security. Kedua istilah ini sebenarnya sangat terkait, namun mengacu pada dua hal yang sama sekali berbeda. “Keamanan Teknologi Informasi” atau IT Security mengacu pada usaha-usaha mengamankan infrastruktur teknologi informasi dari  gangguan-gangguan berupa akses terlarang serta utilisasi jaringan yang tidak diizinkan

Berbeda dengan “keamanan informasi” yang fokusnya justru pada data dan informasi milik perusahaan  Pada konsep ini, usaha-usaha yang dilakukan adalah merencanakan, mengembangkan serta mengawasi semua kegiatan yang terkait dengan bagaimana data dan informasi bisnis dapat digunakan serta diutilisasi sesuai dengan fungsinya serta tidak disalahgunakan atau bahkan dibocorkan ke pihak-pihak yang tidak berkepentingan.

Bagaimana mengamankannya?

Manajemen keamanan informasi memiliki tanggung jawab untuk program khusus, maka ada karakteristik khusus yang harus dimilikinya, yang dalam manajemen keamanan informasi dikenal sebagai 6P yaitu:

 Planning

 Planning dalam manajemen keamanan informasi meliputi proses perancangan, pembuatan, dan implementasi strategi untuk mencapai tujuan. Ada tiga tahapannya yaitu:

1)      strategic planning yang dilakukan oleh tingkatan tertinggi dalam organisasi untuk periode yang lama, biasanya lima tahunan atau lebih,

2)      tactical planning memfokuskan diri pada pembuatan perencanaan dan mengintegrasi sumberdaya organisasi pada tingkat yang lebih rendah dalam periode yang lebih singkat, misalnya satu atau dua tahunan,

3)      operational planning memfokuskan diri pada kinerja harian organisasi. Sebagi tambahannya, planning dalam manajemen keamanan informasi adalah aktifitas yang dibutuhkan untuk mendukung perancangan, pembuatan, dan implementasi strategi keamanan informasi supaya diterapkan dalam lingkungan teknologi informasi. 

Business Continuity Planning (BCP)

Business Continuity Planning menjamin bahwa fungsi kritis organisasi tetap bisa berjalan jika terjadi bencana. Identifikasi fungsi kritis organisasi dan sumberdaya pendukungnya merupakan tugas utama business continuity planning. Jika terjadi bencana, BCP bertugas menjamin kelangsungan fungsi kritis di tempat alternatif. Faktor penting yang diperhitungkan dalam BCP adalah biaya.

Policy

Dalam keamanan informasi, ada tiga kategori umum dari kebijakan yaitu:
Enterprise Information Security Policy (EISP) menentukan kebijakan departemen keamanan informasi dan menciptakan kondisi keamanan informasi di setiap bagian organisasi.
Issue Spesific Security Policy (ISSP) adalah sebuah peraturan yang menjelaskan perilaku yang dapat diterima dan tidak dapat diterima dari segi keamanan informasi pada setiap teknologi yang digunakan, misalnya e-mail atau penggunaan internet.
System Spesific Policy (SSP) pengendali konfigurasi penggunaan perangkat atau teknologi secara teknis atau manajerial.

Programs

Adalah operasi-operasi dalam keamanan informasi yang secara khusus diatur dalam beberapa bagian. Salah satu contohnya adalah program security education training and awareness. Program ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada pekerja mengenai keamanan informasi dan meningkatkan pemahaman keamanan informasi pekerja sehingga dicapai peningkatan keamanan informasi organisasi.

Protection

Fungsi proteksi dilaksanakan melalui serangkaian aktifitas manajemen resiko, meliputi perkiraan resiko (risk assessment) dan pengendali, termasuk mekanisme proteksi, teknologi proteksi dan perangkat proteksi baik perangkat keras maupun perangkat keras. Setiap mekanisme merupakan aplikasi dari aspek-aspek dalam rencana keamanan informasi.

People

Manusia adalah penghubung utama dalam program keamanan informasi. Penting sekali mengenali aturan krusial yang dilakukan oleh pekerja dalam program keamanan informasi. Aspek ini meliputi personil keamanan dan keamanan personil dalam organisasi.